Tidak nyata, tapi ADA
Terkadang
aku berpikir, kenapa aku harus menangis, tertawa, marah, sakit hati,
dendam, dan iri? Semua rasa datang saling bergantian. Seakan-akan aku
sedang dipermainkan laksana sebuah permainan yg dikontrol melalui remote
kontrol. Terkadang aku seperti tidak mengerti, apa sebenarnya tujuan
dari hidup itu, jika pada akhirnya kematian yg menjemputku. Keluarga,
sahabat, teman, karir, dan cintaku pada akhirnya akan terttinggal ntah
dimana, ketika ajal menjemput.
Suatu hari Ketika aku memandang ke
langit pada malam hari, aku melihat begitu banyak bintang yg sangat
indah.Dalam hati dan pikiranku tersirat, seandainya aku boleh memilih,
aku ingin diciptakan sebagai bintang saja, bukan manusia. Hal ini
kukatakan bukan berarti aku tidak tahu bersyukur, terlepas dari itu. Aku
merasa menjadi bintang itu lebih menyenangkan, karena pasti tidak ada
perasaan apa-apa pada sebuah bintang. Dan bintang mampu membuat orang
lain kagum dan mengingat bahwa begitu indah rupanya.
Namun seiring
berjalannya waktu,aku tersadar, bahwa apapun yg kurasakan, pikirkan,
dan alami, aku harus mampu menyikapinya bukan hanya dengan logika atau
perasaan saja. Melainkan aku harus menggunakan iman dan kepercayaanku
kepada-Nya. Karena dgn demikian, setiap teka-teki dalam kehidupanku
boleh ku tanggung di dalam-Nya. Selalu berusaha untuk mencoba dan
berharap yg terbaiklah yg akan dianugerahkan-Nya di dalam
kehidupanku.Karena aku percaya Tuhan selalu ada buatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar